Dinas Kominfotik DKI Paparkan Konsep Jakarta Smart City kepada Mahasiswa UI
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta turut ambil bagian dalam talk show Festival Komunikasi Universitas Indonesia (UI) 2024 yang mengusung tema "Technoculture: Manusia dalam Mesin".
T eknologi bisa diadopsi untuk mengatasi permasalahan
Kepala Seksi Pengelolaan Media Komunikasi Publik Dinas Kominfotik DKI Jakarta, Dhini Gilang Prasasti mengatakan, penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligent (AI) bisa membantu dalam mengambil keputusan kebijakan publik.
"Teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi mengenai pembicaraan tentang Jakarta," ujarnya, di Kampus UI, Depok, Jawa Barat.l, Sabtu (9/11).
You Matter 2024 Jadi Upaya Pemprov DKI Atasi Kesehatan MentalDalam kegiatan yang diinisiasi Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (Himpaskom UI) ini, Dhini menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga telah menerapkan konsep Smart City dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
"AI menjadi salah satu alat masukan kita untuk memproduksi konten, tapi juga ada peran manusia apalagi terkait kebijakan publik dan komunikasi publik," terangnya.
Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta tidak hanya memberikan fasilitas untuk masyarakat yang sudah melek digital, namun juga untuk kalangan masyarakat yang belum memahami teknologi. Salah satunya melalui fasilitas aduan langsung masyarakat di Balai Kota DKI Jakarta.
"Kita punya Cepat Respon Masyarakat, ada juga JAKI. Tapi kita juga memfasilitasi ada aduan-aduan tatap muka, mereka bisa ke Balai Kota," ungkapnya.
Dhini menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta juga telah menggunakan aplikasi berbasis digital dalam menyebarluaskan informasi secara cepat kepada masyarakat.
Kemudian, Pemprov juga memanfaatkan kanal-kanal yang bersifat grassroot seperti perkumpulan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) atau Dasawisma agar informasi yang disampaikan lebih menjangkau.
"Penerapan smart city concern-nya adalah bagaimana teknologi bisa diadopsi untuk mengatasi permasalahan
kota. Khusus untuk aduan masyarakat menyasar sesuai karakteristik," bebernya.Sementara itu, Ketua Pelaksana Festival Komunikasi Universitas Indonesia 2024, Rinaldo Hermawan mengatakan, ide besar dari tema technoculture yang diusung dalam festival ini yakni mengenai perubahan dan pergeseran budaya yang dipengaruhi oleh teknologi.
"Talk show-nya ada 2 sesi. Pertama, technoculture economy yang membahas mengenai Future of Digital Economy dan Creative Economy. Kedua, mengenai technoculture art and humanity," ucapnya.
Ia memaparkan, dalam talk show terkait Technoculture Art and Humanity membahas mengenai masa depan kebenaran terkait industri media dan jurnalistik, termasuk mengenai produksi dan distribusi informasi. Selain itu, juga dibahas mengenai pemaknaan identitas manusia dan digital.
"Identitas kita dan identitas digital ini sekarang sudah menjadi dua hal yang terpisah, masalah second account, fake user, masalah identitas kita sekarang bukan kita yang membangun tapi sosmed dan lingkungan sosmed yang bangun," tandasnya.
Untuk diketahui, Festival Komunikasi UI merupakan wadah bagi civitas komunikasi baik UI dan universitas lainnya serta menjadi ruang temu antara stakeholder yang berkaitan dengan industri komunikasi dan media.
Tahun ini, Festival Komunikasi UI diselenggarakan mulai 3-9 Oktober dengan berbagai rangkaian acara yang diikuti baik kalangan civitas akademika dan masyarakat umum. Seperti webinar, workshop, kompetisi menulis, dan juga talkshow, serta music corner.
Dalam talkshow Festival Komunikasi UI 2024 yang mengusung tema 'Technoculture: Manusia dalam Mesin' ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten di antaranya, Wakil Direktur Pelaksana Kompas.com, Caroline Damanik; serta Akademisi dan Pakar Komunikasi dan Budaya UI, Indah S Pratidina.